Oleh admin ::
3281 views ::
22 Jun 2023
Achmad Fathu Athailah putra dari Bp. Ahmad Husaini dan Alm. Ibu Susi Lestari yang biasa dipanggil Fathu oleh teman-temannya menjadi salah satu siswa kebanggaan segenap keluarga besar Pondok Pesantren SahabatQu. Salah satu kabar yang mengagetkan sekaligus menggembirakan yaitu ketika ia sudah menyetorkan hafalan terakhirnya pada Jumat, 02 Juni 2023 pukul 06.16 di Pesantren SahabatQu Yogyakarta. Artinya Fathu telah menghafal 30 juz. Bisa dibayangkan menghafal 600 lebih halaman Quran dalam waktu 2 tahun? Tabaarakallah.
Fathu menghafal dari Juz 30 atau bisa dikatakan mulai dari nol kembali setelah pernah menghafal 3 juz terakhirnya sewaktu SD. Di pesantren ini semua siswa baru belajar mulai dari tahsin (perbaikan bacaan Quran) terlebih dahulu atau tidak langsung menghafal. Jadi kalau dihitung lebih detail lagi Fathu menyelesaikan hafalannya kurang dari 2 tahun.
Pencapaiannya yang tergolong paling cepat selama SMP TahfidzQu berdiri ini tidak lepas dari dukungan lingkungan, ustadz asrama dan orang tua. Saat di rumah Fathu selalu simakan hafalan dengan ayahnya. “Dulu Ibu sering ngaji di rumah. Ayah saya juga sering ngaji ke pondok-pondok dengan teman-teman beliau,” ujar Fathu. Dilihat dari kebiasaan ini peran keluarga dalam mendukung anak menghafal Quran sangat penting sekali. Ibarat ketika ingin terbentuk keluarga Qurani maka semua elemen dalam keluarga harus terlibat dengan Qur’an itu sendiri. Selain keluarga, motivasi dari penyimak hafalan Qur’an Fathu membuatnya semakin mengambil langkah besar lagi.
Ustadz Agung Dwi Prasetyo selaku penyimak hafalan Fathu memberikan tantangan lebih kepada Fathu dan teman-temannya untuk menyelesaikan 30 Juz. Tidak disangka Fathu mempunyai target 30 juz saat di SMP ini dan beliau mengatakan pada Fathu jika selesai 30 juz di SMP maka ia harus menyetorkan hafalan sebanyak 5 halaman tiap maju setoran. Sejak saat itu Fathu mulai konsisten setoran sebanyak 5 halaman, walaupun merasa sedikit kesusahan dengan adanya beberapa kesalahan.
“Bagi saya juz paling susah itu di juz 5 dan juz 8. Ayat-ayatnya kerasa asing saja. Saya menghafal tiap pagi hari dan malam hari. Kalau malam mulai menghafalnya saat jam 22.00 sampai kurang lebih jam 23.00. Dihafal sebelum tidur agar lebih menempel hafalannya.” Jelas Fathu.
Saat daurah Quran dalam 10 hari Fathu bisa menyetorkan sebanyak 46 halaman atau 2 seperempat juz. Padahal, satu pekan sebelum daurah Ibu Fathu meninggal dunia. Akan tetapi dia punya keinginan kuat untuk segera kembali ke pondok ikut Daurah Qur’an. Berdasarkan keterangan dari penyimaknya Fathu juga pernah mengalami masa-masa penurunan dalam menghafal. Lalu, Ustadz Agung memberikan motivasi kembali dan Fathu bisa menyetorkan hafalan sebanyak 5 halaman lagi.
“Tantangan mengafal saya ya rasa malas. Tapi saya punya motivasi juga buat membahagiakan orang tua. Selain itu kakak saya, Mas Hikmal juga sudah selesai 30 juz di sini. Teman-teman yang lain hafalannya juga sudah mulai banyak. Saya merasa terkejar dan harus segera lebih cepat larinya. Pesan saya buat teman-teman yang menghafal cuma satu. ISTIQOMAH.”
Fathu tidak hanya cepat dalam menghafal, namun juga berprestasi di kelas baik dalam akademik maupun non akademik. Selalu supel dengan teman-temannya dan selalu sederhana dalam segala hal.
Ustadz Reza sebagai Koordinator Ketahfidzan Pesantren SahabatQU mengatakan bahwa Fathu merupakan siswa yang selalu meluangkan waktunya untuk bersama Qur’an, selalu konsisten bersama Qur’an, saat menghafal pun juga rajin untuk memuraja’ah hafalannya.
Sedikit cerita perjalanan ini mewakili bentuk perjuangan Fathu, seorang pelajar sekaligus penghafal Qur’an. Sungguh, ketika Qur’an sudah ada di hati dan pikiran seseorang, maka Allah mudahkan segala jalan untuknya. Semoga kita semua menjadi seseorang selalu betah berlama-lama dengan Qur’an.
(fh)
dapatkan informasi terupdate kami di Website Pesantren SahabatQu SMP TahfidzQu Instagram Pesantren SahabatQu Fullday School Youtube pesantren SahabatQu SMP TahfidzQU