Oleh admin ::
20222 views ::
30 Mar 2018
Bijak ber-Media Sosial
Sekarang sudah memasuki generasi milineal menuju generasi Z. Dalam
esai berjudul "The Problem of Generation," sosiolog ternama dari
Amerika mengatakan bahwa dunia ini sedang memasuki generasi Z. Lantas
siapa itu generasi Z? Generasi Z adalah mereka yang lahir dari tahun 1995-2010, artinya usia-usia
sekarang inilah sebagai pelajar, pemuda zaman Now yang disebut sebagai generasi
Z.
Di zaman
Now era komunikasi canggih saat ini, generasi Z merupakan generasi yang tumbuh
di era digital dan bebas mengakses segala informasi dari internet. Bisa
dibilang, generasi Z memiliki kemampuan lebih dalam mengakses media sosial
(medsos) dan informasi lebih cepat walaupun usia mereka masih kecil.
Mereka
sejak kecil sudah mengenal komputer, laptop, HP Android, Facebook, WA,
Twitter, iPads, MP3 player, BBM, internet, dan aneka perangkat elektronik lainnya.
Itu semua adalah sarana medsos yang secara langsung kitapun ikut
memanfaatkanya. Namun, problemnya adalah sudahkah kita bijak salam memanfaatkan
media sosial tersebut?
Oleh
karena itu sebagai umat Islam kita harus punya sikap tegas terhadap medsos ini,
setidaknya ada 3 sikap kita terhadap medsos.
Pertama, medsos
merupakan nikmat dan anugrah dari Allah SWT yang perlu kita syukuri.
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih". (QS. Ibrahim : 7)
Medsos
adalah nikmat yang diberikan Allah kepada kita, maka seyogyanya kita
mensyukurinya digunakan dalam rangka mendekatkan diri kita kepada Allah, bukan
semakin jauh dari Allah karena lalai meninggalkan perintahNya akibat dari kita
kecanduan dengan medsos.
Kedua, medsos
hendaknya kita gunakan dengan baik. Semisal medsos kita gunakan sebagai sarana
silaturrahim, yang jauh bisa jadi dekat, yang tak kenal jadi dikenal, sebagai
ajang saling sapa, yang lama bertahun-tertahun tidak berjumpa ketika kita punya
medsos orangnya dengan cepat kita bisa bertegur sapa. Itulah hebatnya medsos,
bahkan ada sampai yang membuat group-group di WA, BBM, FB, dsb. Teman-teman
ketika di SD, SMP, SMA, bahkan tidak hanya itu group-group lainya pun dibuat
ada group RT, Kantor Pekerjaan, dll. Inilah menajadikan medsos sebagai sarana
untuk bersilaturrahim. Rasulullah bersabda:
“Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya
dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi”.
(Muttafaqun ‘alaihi)
Media sosial juga bisa gunakan sebagai sarana untuk berdakwah dan
menimba ilmu, kita bisa menambah ilmu lewat kajian-kajian para ustadz, Ulama-ulama
di Youtube. Disisi yang lain kita bisa menyebarkan pesan-pesan kebaikan dengan
kata-kata yang mengerakkan orang untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan keburukan.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Qs.
Al Imran 104)
Namun, disadari ataupun tidak, kadang kita
menggunakan medsos untuk menebarkan, mengeshare berita-berita yang tidak benar
atau istilah sekarang Hoaks padahal Islam melarang hal tersebut.
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al Hujurat: 6).
Apapun berita yang kita
dapatkan apalagi sumbernya belum jelas maka chek and richek terlebih dahulu,
jangan sampai kita termakan dengan berita yang tidak benar. karena yang terkena
dampaknya tidak hanya yang mengalami hoaks tapi juga yang menyebarkan.
menyebarkan hoaks itu dapat dosa karena mefitnah, yang terkena dampak hoaksnya
juga akan tercemar nama baiknya. Oleh karena itu berhati-hati dengan berita
yang kita dapatkan jangan asal share-share.
Yang ketiga, mengatur penggunaan
medsos. Fenomena yang kita saksikan orang sibuk dengan medsosnya, HP
Androitnya, facebooknya, dll. Bangun tidur HP dulu yang dipegang, di rumah main
HP juga ditepat kerja juga seperti itu dihabiskan bersama HP Androidnya disitu
bisa buka FB, Twitter, IG, Youtube, dll. Jika seperti
ini, kapan kita menuntut ilmu, berdakwah, waktu untuk keluarga, bersosialisasi
dengan masyarakat dan beramal. Memang berniat menuntut ilmu di dunia maya,
tetapi menuntut ilmu di dunia nyata waktunya harus lebih banyak, jelas berbeda
keutamaannya menghadiri majelis ilmu. Rasulullah shallallahu ‘alaih wa
sallam bersabda,
“Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh
sebagian besar manusia yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang”.(HR.
Bukhari).
Oleh karena itu mari kita atur mengggunakan medsos secara
porporsional agar kita tidak menjadi pecandu medsos sehingga bisa membagi waktu
dalam berhubungan dengan Allah dan sesama manusia.
Mudah-mudah Allah SWT bisa membimbing kita dalam memanfaakan media sosial dengan bijak sehingga kita bisa ramah kepada siapapun.
By; Ibnu Asakir